tulisan ini untukmu yang menyembah Tuhan-ku dengan cara yang tak sama.
ada kalanya hati berubah mencadi batu. batu kali, batu karang, dan batu nisan. dan aku kerap mengalami hal diatas. kemarin hatiku seperti batu karang, rasanya keras untuk dipecahkan, kata-kata indah tidak membuatnya meleleh, rayuan mahal tak lagi membuatnya riang. semua begitu kaku, kaku hingga ia tak bergerak, tak membuka hati untuk siapapun.
batu nisan telah dipasang di ujung perjalanan ini. mengubur segala kenangan manis, mengatur ulang setiap kenangan untuk dikenang nantinya. ia mati, bunga kamboja berhamburan diatasnya. tetesan airmata mengalir ditanahnya, doa mengalir untuknya. doa untuk Tuhan dan segala misterinya.
ada yang sedih ada yang tertawa. ada yang beranjak ada yang masih memohon.
tapi, apakah kamu pernah dengar apa itu mati suri ?
perjalanan menuju Tuhan yang tertunda. itu versi ku.
batu nisan itu kini tergeletak di seberang sana, gundukan tanah terbongkar, yang dikubur telah bangun kembali. tidak ada yang ketakutan ketika ia hidup kembali, tidak ada yang kabur ketika ia menyapa kembali. semua mengalir, berseru meringis malu, menyesali egoisme yang mengendap dihati sebulan lamanya.
ia hanya mati suri dan kini kembali. entah sebagai apa. tapi ia kembali dan entah kapan ia melanjutkan perjalanan abadinya. dan kita senang menyambutnya. kita senang ia batal mati ditelan tanah basah kuburan. kita senang ia kembali berbunga walaupun entah sebagai apa.
tetapi kita cukup bersyukur.
untukmu yang menyebut Tuhanku dengan nama yang berbeda, ia mati suri ia masih hidup maka selama ia masih hidup mari kita bawa ia ketempat ia seharusnya berada.
untuk Tuhan Yang Maha Esa, " We love You. you are awsome "
aya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar