masih sepi .
angin nya masih menusuk tulang
mengisi otak yang kosong
kepulan asapnya bernyanyi bersama alunan lagu dr speaker tua
gitar berdiri bersandar di tembok
pintu dibiarkan terbuka, agar merdunya suara angin terasa jelas
hey , dimana kamu ?
tiap putaran jam berdetak aku tunggu hingga dini hari
hingga angin berubah menjadi embun
hingga embun menjadi kering kembali
begitulah tiap harinya.
aku menunggu kamu datang.
dari pagi hingga pagi kembali.
dari fajar sampai senja.
matahari melambai, cahayanya masuk dr celah sempit jendela kamar
dan seolah berkata " dia pasti datang"
hah, betapa kosong dan berbunyi nyaring jika diketuk
hening,hening, tak ada suara. tapi angin tetap ada.
(sore diwaktu hujan 17 februari 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar