Rabu, 17 Februari 2010

sepi

masih sepi .

angin nya masih menusuk tulang

mengisi otak yang kosong

kepulan asapnya bernyanyi bersama alunan lagu dr speaker tua

gitar berdiri bersandar di tembok

pintu dibiarkan terbuka, agar merdunya suara angin terasa jelas

hey , dimana kamu ?

tiap putaran jam berdetak aku tunggu hingga dini hari

hingga angin berubah menjadi embun

hingga embun menjadi kering kembali

begitulah tiap harinya.

aku menunggu kamu datang.

dari pagi hingga pagi kembali.

dari fajar sampai senja.

matahari melambai, cahayanya masuk dr celah sempit jendela kamar

dan seolah berkata " dia pasti datang"

hah, betapa kosong dan berbunyi nyaring jika diketuk

hening,hening, tak ada suara. tapi angin tetap ada.

(sore diwaktu hujan 17 februari 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar